Skip to main content

Intervensi dalam persalinan, bisa di skip gak?


Sebelum mengenal gentle birth dan sebelum memberdayakan diri termasuk belajar dan baca-baca semua pengalaman kelahiran yg macem2, menurut saya kata-kata induksi, epidural, infus, vacum, pain killer, pemecahan air ketuban, oksitosin sintesis, atau posisi ibu wajib berbaring dengan kaki menggantung ke atas adalah hal yang seharusnya terjadi saat persalinan dan sangat wajar. Bayangan saya rangkaian proses persalinan ya memang seribet itu. Tapi setelah saya banyak baca untuk mengenal gentle birth, pikiran saya menjadi terbuka. Ternyata hal tersebut bukan suatu keharusan dan tidak semua hal tersebut harus diberlakukan ke setiap ibu hamil, bahkan kita bisa menskip semuanya. kok bisa? ya tentu bisa.. kalau kita mempersiapkan diri, sudah belajar, dan menguasai ilmunya.
Jadi semua itu intervensi yang tidak perlu? bisa jadi...
Saya mau cerita satu kasus ibu yg menceritakan pengalamannya ke saya saat lahiran.. si A yg mengalami persalinan pertamanya secara normal tapi dengan melewati banyak intervensi.
Si A memulai persalinan dengan munculnya flek, kontraksi masih timbul hilang, saat dirumah sakit diperiksa dalam dan masih pembukaan dua. Si dokter menyarankan untuk pulang dulu, tp si A meminta untuk dirawat karena tkt terjadi apa2. Setelah skitar 12 jam kontraksi tidak stabil dan pembukaan hanya naek smpai 4cm, si A menyatakan tidak kuat lagi karena sudah lelah. Akhirnya si bidan memberikan suntikan induksi, dua jam stelah induksi kontraksi hilang. Bidan memutuskan untuk memecahkan ketubannya, setelah itu kontraksi menjadi intens dan si ibu kehabisan tenaga, karena sudah tidak kuat dan si A selalu bilang 'saya ingin sc saja dok' namun yg keluar malah tawaran untuk menggunakan epidural. Suntikan epidural mulai bereaksi, tp ada yg aneh, sekujur tubuhnya gatal-gatal, ya si A alergi dengan obat penghilang rasa nyeri yg disuntikan. Kontraksi sudah tidak bisa dirasakan karena dibuat mati rasa, jadi yg trjadi hanya mengikut instruksi bidan, kapan harus mendorong dan harus mengejan dengan posisi terlentang dan kaki naek ke atas, sangat memudahkan bidan tp sangat tidak nyaman untuk si ibu, karena melawan gravitasi.  Sampai akhirnya tindakan berikutnya diambil, vacum. Bayi harus divacum agar bisa keluar paksa. Dan belum berhenti sampai disitu, periniumnya harus digunting, tanpa izin ke yg empunya perinium dengan alasan biar robeknya rapih gak berantakan. Akhirnya bayi langsung keluar, si ibu msh dalam keadaan shock dan kelelahan tidak sempat IMD dan si bayi sudah diangkut ke ruang bayi untuk observasi. Kira2 cerita ini bikin ngilu gak? cerita ini sangat jelas tertinggal di memory saya sebelum saya mengenal gentle birth, jadi pas tau saya hamil saya merasa akan melewati semua kehororan itu karena tidak ada jalan lain, pilihannya hidup atau mati.

Dan akhirnya dengan memberdayakan diri, semua intervensi itu tidak diperlukan dalam proses persalinan saya yg pertama. Apa induksi itu harus? bisa digantikan dengan induksi alami yg super nyaman, contohnya : makan duren, makan yg pedes2, jalan2 ke tmpt yg kita suka, goyang di gym ball, berhubungan dengan suami, stimulasi puting, minum jus nanas, kurma, kiwi, pijat akupuntur, yoga, mana coba diantara itu yang terdengar tidak enak?
otomatis hormon oksitosin akan membanjiri tubuh dan membuat tubuh jadi rileks, ibu terkoneksi dengan bayi, penipisan serviks bisa lancar, rasa sakit dapat teratasi (bukan hilang lho yah), dan proses bayi mencari jalan lahirpun terbantu. Setelahnya, bayi langsunh di dekap tanpa harus diperiksa ini itunya, karena yg paling dibutuhkan bayi ya kehangatan yg dia dapat seperti di dalam rahim, dan mendengar detak jantung si ibu yg selama 9 bulan familiar di dengarnya. Bayi gak pernah minta diukur panjangnya, dikasih tau BBnya, dll.. itu bisa menyusul setelah proses IMD bonding dengan ibu selesai, jadi transformasi si bayi dari dua dunia yang berbeda yaitu dunia saat 9bulan di rahim dan dunia sebenarnya yang hingat bingar itu menjadi smooth.. gak drastis n dramatis. Makanya kebanyakan orang mengclaim bayi gentle birth itu anteng, jarang nangis dan gak ngajakin begadang si ibu. Tapi ibu tetep begadang sih nawarin asi tengah malem dan ganti popok 😁.  Lumayanlah yah daripada harus nimang2 tengah malem gak mau diajak merem hehe.

Oh iya efek dari intervensi ini lumayan banyak lho.. dari yg mengalami mereka akan bilang proses tersebut traumatik, membuat ibu mikir lagi dan ketakutan harus melewatinya lagi untuk persalinan berikutnya atau yg terburuk ada infeksi atau alergi.
Kalau memang ada cara yang lebih nyaman, gak ada salahnya dong dipilih kalau ribet diawal atau ada yg bilang ngapain repot2 belajar ntr ktemu anak juga ilang traumanya, yakin? hehehe semua yang indah gak akan mudah di dapat, semoga semua ibu mau belajar ya. Salam Memberdayakan Diri.







Comments

Popular posts from this blog

Kronologis Persalinan Gentle Birth & Water Birth Zafran Atallah Khaezeran Ghani

Rabu, 3 Desember 2014 Hari jelang HPL ( gak tau pasti sebenernya jatuhnya tanggal berapa karena bidan dan dokter menetapkannya selalu berubah2) masih terkendali. Kemarin ada sedikit kontraksi palsu sekitar 3x tp sungguh msh bisa diatasi. Diatasinya Dengan benerin posisi dan duduk diatas gym ball. Kemarin malam induksi alami pake duren dan prostalgin. Efeknya kontraksi tp cuma sekitar 40 detik dan 3x.. di pijet endhorphin terus sama suami. Hari ini kebangun jam 3 an langsung mandi keramas, solat fajar,solat subuh. Setelahnya niat mau jalan kaki malahan bingung sendiri duduk bengong di atas tmpt tdr liat suami msh tdr pules gak tega bangunin, lama2 malah jd ngantuk, sampe suami mau brgkt kantor gk bs bangun jg. Maaf ya sayang.. belajar mandirinya udh dimulai lbh awal.. Selama bangun td perut terasa normal sempet khawatir terlalu anteng si baby z, taunya dia kasih tanda nendang,anak pintar. Abis solat ngomong sama baby z kalo ambunya udah siap kapanpun dia mau keluar, sekarang besok

MEMUTUSKAN PINDAH DARI OBGYN KE BIDAN DI KEHAMILAN 24 MINGGU

Ceritanya setelah keranjingan sama si Gentle Birth ini, hari hari ku terus aku habiskan buat nambah ilmu sebanyak banyaknya tentang Gentle Birth sampai aku bener2 paham semua hal tentang Gentle Birth. Tiba saat aku harus memilih tenaga kesehatan yang akan membantuku saat persalinan. Tadinya aku hanya tau Bidan Kita yang digawangi oleh bidan Yessy di klaten dan Ibu Robin Lim, si suhunya Gentle Birth di Ubud, BALI. Sempet nanya nanya ke suami diantara dua pilihan itu mana yang memungknkan, pengennya sih di Bali hahaha tapi kayanya dua2nya terlalu jauh dari jangkauan. Terus aku nanya2 dan browsing lagi di grup kira2 bidan atau dokter yang paling terjangkau dari lokasi aku berada ada dimana. Akhirnya menemukan nama Bidan Erie Mardjoko atau Erie Tiawaningrum yang kliniknya berlokasi di Cipayung, Citayam, Depok. Gak terlalu jauh dari rumahku, Di usia kandungan 24 minggu aku datang ke klinik bidan erie untuk pertama kalinya, alhamdulillah gak pake nyasar langsung ketemu. Pertama ikutan yoga

MENGENAL GENTLE BIRTH DAN PRENATAL YOGA

cerita ini sangat mengharukan sekali loh.. tapi takutnya yang aku tulis gak sedalem apa yang sebenernya terjadi di kenyataannya hahaha ya semoga yang baca bisa dapet hikmah atau pelajaran dari sini.. berawal dari kepanikan aku karena beberapa teman seperti menakut nakuti kalo aku bisa terkena tokso karena masih maen sama kucing selama hamil, mungkin maksud mereka baik untuk memngingatkan tapi sampainya ke aku jadi over reacted gitu.. akhirnya browsing browsing lagi tentang efek tokso dan virus pada kucing saat kehamilan, lumayan bikin panik karena bisa menyebabkan kecacatan, namanya lagi hamil emosi gak stabil bawaannya takut kenapa2 kan.. singkat cerita akhirnya setelah nanya dr. Valeria aku disarankan untuk tes lab TORCH .. haduhh harusnya tes ini kan dilakukan sebelom hamil, atau sbelom nikah, karena kalaupun terbukti hasilnya ada yang positif baru bisa diobati setelah melahirkan.. plus biaya untuk tes ini gak murah. Aku dan suami menanyakan biasayany di Lab RS HGA, mreka pasang h